Rahasia Mantra Mahavairocana Tathagata

Saat saya menekuni Sadhana Empat Pintu Tahapan memasuki hati Mahavairocana Tathagata, memahami tiga makna sejati Terang Menyinari Semua :
  
Maha.
Banyak.
Unggul.

Ketiga makna sejati ini tidak dapat disimbolkan menggunakan materi, oleh karena ini hanya dapat disimbolkan dengan Maha-vairocana. ( Mentari Agung )
  
Mahavairocana Sutra mengatakan : “Vairocana adalah nama lain dari mentari, bermakna menyingkirkan kegelapan dan menyinari segala. Matahari biasa hanya menyinari sisi luar namun tidak dapat menyinari sisi dalam, terang hanya pada satu sisi, tidak menjangkau sisi lainnya, juga hanya saat siang hari, sinarnya tidak nampak pada malam hari. Namun sinar mentari Prajna Tathagata tidaklah demikian, ia menyinari semuanya, sinar terang yang teragung, tiada terbatasi oleh luar – dalam – siang dan malam, matahari di dunia tidak dapat menandinginya, namun hanya diambil sedikit kualitasnya sebagai perumpamaan dan ditambahkan kata ‘Maha’, dinamakan Mahavairocana.”

Saya memasuki hati Mahavairocana Tathagata, Istana Hatinya disebut : “Istana Hati Terang Vajra Tak Lapuk” ( Vajradhatu )

Saya menjadi Vajra Yang Menerangi Semua.

Rambut tergerai, mengenakan mahkota ratna Panca Jnana.
Tangan membentuk Mudra Jnanamusti.
Berwarna putih bersih.
Aksara VAM sebagai bijaksara.

Kemudian saya memasuki Istana Dharmadhatu Vajra Maha Luas ( Garbhadhatu )
Saya adalah Vajra Yang Menerangi Semua.
Dengan gelung rambut.
Tangan membentuk Mudra Dhyana Dharmadhatu.
Berwarna emas.
Aksara A sebagai bijaksara.  



Saya memahami :

Vajradhatu : Dharmakaya Kebijaksanaan yang menampilkan penekunan kualitas upapatti-jnana.
Garbhadhatu : Dharmakaya Hakikat yang menampilkan kualitas dari hakikat.  



Saat saya melafalkan Mantra Mahavairocana Tathagata Garbhadhatu :
“A. Wei. La. Hom. Kan” lima suku kata.

Lima suku kata ini bermakna :
“Tanah, air, api, angin dan akasha.”
  
Seketika saya memahami Mahavairocana Tathagata Garbhadhatu menggunakan panca-mahabhuta semesta : tanah, air, api , angin dan akasha sebagai mantra, merepresentasikan penyatuan dunia material semesta, tanah-air-api-angin-akasha merupakan alam semesta, alam semesta adalah Mahavairocana Tathagata, ini merupakan makna yang terdalam.

Sadhaka Tantra mengetahui bahwa Sasanapati Mahavairocana Tathagata berarti Kebenaran Sejati Alam Semesta yang tiada terlahirkan, tidak mati, tiada bertambah, tiada berkurang, bukan kotor juga bukan suci, merupakan substansi dan kualitas seantero semesta. Oleh karena itulah mantra Mahavairocana Tathagata Garbhadhatu menggunakan panca-mahabhuta alam semesta, demikian saling menggemakan , bukan satu bukanpula jamak.

“A. Wei. La. Hom. Kan” merupakan mantra agung.


  ●

Saat saya melafal Mantra Mahavairocana Tathagata Vajradhatu :
“Om. Wa-ri-la. Tuo-du. Han” ( Ket penerjemah : Sesuai transmisi 15 Jan 2011 Mantranya adalah Om. Bie-zha. Da-du. Fan )
  
Makna mantra ini adalah :
Bersarana pada Vajradhatu yang tak terperikan.

Saya memasuki aksara VAM, ternyata aksara ini mencakupi :

Kedalaman yang tak terukur.
Luas tak terhingga.
Tiada bertepi.
Tiada akhir.
Yang paling tak terperikan di antara semua yang tak terperikan.

Saat ini saya telah memahami, inilah yang tak dapat dijelaskan dengan kata-kata, yang paling tidak dapat terungkapkan di antara semua yang tak terungkapkan. Aksara VAM merupakan Kebenaran Semesta, ternyata Hakikat Semesta ini adalah Mendalam Maha Luas Tak Berterpi Tiada Akhir, tak terungkapkan.



Hasil dari pendalaman saya akan Mantra Tantra adalah menjumpai bahwa beberapa mantra merupakan nama sansekerta yidam, ada juga yang berupa mantra bijaksara, ada pula yang merupakan pernyataan berlindung dan memuji kualitas Buddha Bodhisattva, di dalamnya terdapat realisasi internal, ikrar mula, ajaran, praktek serta hasil. Namun , satu aksara mantra saja dapat dijelaskan dalam banyak arti, oleh karena itu sangatlah sukar untuk menjelaskan mantra, dan mantra digolongkan ke dalam lima hal yang tak diterjemahkan.

Saya ( Buddha Hidup Lian-sheng, Sheng-yen Lu ) memasuki Istana hati Mahavairocana Tathagata, mampu membabarkan rahasila Mantra Mahavairocana Tathagata, ini sudah tergolong yang paling tak terperikan di antara semua yang tak terperikan.
  
Sakyamuni Buddha juga memuji pahala mantra, dalam Dirghagama Sutra, Samyuktagama Sutra, Saddharmapundarika Sutra, Prajna Sutra, Maha-samnipatta Sutra, Maharatnakuta Sutra, Caturvargiyavinaya, Dasadhyayavinaya dan lain sebagainya, Sang Bhagavan mengajarkan kepada empat golongan siswa bagaimana cara menjapa mantra.
  

Tidak ada komentar: