Abhiseka Sarana Bagai Petir

Upasika Jiazhen menulis surat memohon sarana jarak jauh, pada tanggal 1 atau 15 lunar pukul 7 pagi, menghadap timur (arah matahari terbit).
Menjapa mantra Catursarana, “Namo Gurubei. Namo Buddhaya. Namo Dharmaya. Namo Sanghaya. Dharmaraja Liansheng menuntun. Bersarana pada Buddha sejati.” (japa 3 kali sujud 3 kali)
Kemudian, mengirimkan nama, alamat, umur, dan menyertakan dana persembahan sukarela ke alamat korespondensi Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu, supaya urusan bersarana bisa ditangani, setelah alamat korespondensi menerima surat bersarana, akan mengirimkan sertifikat bersarana dan foto Mulacarya.
Alamat korespondensi ada 2:
Amerika: Sheng-Yen Lu

   17102 NE 40th CT.

   REDMOND, WA 98052

   U.S.A.
Taiwan: 台灣省南投縣草屯鎮山腳里蓮生巷100號

Sheng-Yen Lu

No. 100, Lane Liansheng, Shanjiao

Village, Tsao -Tun Township, Nantou County,

Taiwan, 54264, R.O.C.
Upasika Jiazhen mengirim surat, menyertakan dana persembahan.
Sekitar setengah bulan.
Suatu malam, ia bermimpi: bermimpi bertemu Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu, berdiri di tengah cakra candra, kaki menginjak teratai putih besar.
Kepala bermahkota Pancadhyani Buddha.
Tubuh mengenakan rompi naga, berjubah Lama. Seluruh tubuhnya memancarkan cahaya lima warna, ribuan berkas aura positif.
Di bawah cakra candra, ada ratusan, ribuan insan, beranjali menengadah pada wajah suci nan agung dari Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu.
Di tengah angkasa terdengar pujian pendupaan, juga ada bunyi lonceng, bunyi tambur, suara sangat menyenangkan telinga.
Saat ini, Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu memegang kebutan, digoyangkan ke empat sisi dan delapan penjuru.
Memancarkan sinar putih seperti petir yang berjumlah ratusan, ribuan, berlaksa, bahkan berjuta-juta, memancar ke insan dunia saha.
Upasika Jiazhen seperti disambar petir, seketika, sekujur tubuh mati rasa, seakan-akan ada arus listrik melewati seluruh tubuh, sesaat, mendapatkan semacam sukacita yang damai, memenuhi seluruh tubuh.
Setelah itu.
Ia pun terbangun dari mimpi.
Ia bercerita pada suami, “Sudah mendapatkan abhiseka sarana dari Mahaguru Lu, abhiseka ini sangat nyata.”
Suami juga merasa luar biasa.
Hari itu, Upasika Jiazhen menerima sertifikat bersarana. Ia sangat senang.
Ada satu hal, yang membuat Upasika Jiazhen merasa sangat takjub, ternyata lengan kiri Upasika Jiazhen tidak bisa diangkat dan diluruskan, hanya bisa diangkat hingga 45 derajat saja, namun, sejak disambar petir, lengan kirinya pun kembali normal, bisa diangkat hingga di atas kepala, bahkan lurus.
Upasika Jiazhen sangat senang, selalu bercerita setiap bertemu orang, abhiseka sarana jarak jauh, tidak hanya bisa menerima abhiseka, bahkan dapat menyembuhkan lengannya, ia mengangkat lurus lengannya untuk diperlihatkan pada teman-temannya.
Teman-temannya berdecak kagum.
Di bawah ajakan Upasika Jiazhen, termasuk suami, teman, koleganya, semua menerima abhiseka sarana jarak jauh.
Ada yang mendapatkan kontak batin:
Pada hari cerah, malah tertetes air.
Bermimpi mendengar bunyi lonceng dan tambur.
Bermimpi menyantap hidangan surgawi.
Juga ada yang sakit kaki, sembuh. Sakit kulit, sembuh total.

Tidak ada komentar: