Ombak Menerjang ke Darat

Upasika senior Yan Bing adalah upasika yang bersarana pada saya bertahun-tahun, yidamnya adalah Padmakumara. (Marga Yan adalah marga suami)
Ia setiap hari menekuni Sadhana Padmakumara dua kali, suaminya telah lama meninggal dunia, meninggalkan seorang putra, putra telah dewasa dan menikah, menikahi istri bermarga Sun, melahirkan seorang putra Yan Zhi yang rupawan, sudah berumur 10 tahun.
Karena kondisi keluarga biasa saja, putra dan menantu bekerja, cucu bernama Yan Zhi ini, dirawat dan dibesarkan oleh Yan Bing.
Suatu hari.
Upasika senior Yan Bing, bersadhana di altar rumah sendiri, saat bersadhana hingga memasuki samadhi, seketika mengantuk, merasa sangat lelah, tak disangka ketiduran dalam posisi duduk, memasuki alam mimpi.
Seketika.
Mahaguru Lu muncul dalam mimpi, Mahaguru Lu berpakaian Lama, namun, sekujur tubuh basah kuyup, kelihatan seperti jatuh ke dalam air lalu naik lagi, terlihat sangat iba.
Yan Bing melihat, terkejut, “Mahaguru Lu! Mengapa Anda seperti ini?”
Saya menjawab, “Saya terjatuh ke dalam air.”
Yan Bing bertanya, “Mengapa Anda bisa jatuh ke dalam air? Pasti ada sebabnya.”
Saya menjawab, “Anda benar-benar pintar, saya turun ke air menolong seseorang, berubah menjadi ombak besar.”
“Menolong siapa?”
“Menolong cucu Anda Yan Zhi.”
“Anda bicara sembarangan, cucu saya Yan Zhi hari ini bersama beberapa teman sekolah bertamasya ke gunung, bagaimana mungkin Yan Zhi jatuh ke dalam air?”
Saya menjawab, “Yan Zhi bersama teman sekolah bukan ke atas gunung, melainkan ke pantai, terpeleset jatuh ke air, saya baru menolongnya.”
Yan Bing terkejut, “Benarkah?”
Saya menjawab, “Tentu saja benar. Saya pulang dan ganti baju, selamat tinggal!”
Yan Zhi pulang, seperti biasanya, pakaian rapi, berteriak, “Nenek! Saya pulang!”
Yan Bing bertanya, “Apakah kamu mendaki gunung?”
“Tentu saja, sangat menyenangkan.”
“Benar-benar pergi mendaki gunung?” Bicara jujur, jangan berbohong, saya paling benci anak yang berbohong, kamu benar-benar mendaki gunung?”
Yan Bing memperlihatkan wajah marah, dan bertanya dengan suara murka.
Yan Zhi tidak pernah melihat nenek semarah ini, suaranya ketakutan dan bertanya, “Nenek! Ada apa?”
“Kamu pergi ke pantai!”
Begitu Yan Zhi mendengar, tahu tidak dapat ditutupi lagi. Lalu bercerita sejujurnya, ia dan teman-teman sekolah bukan mendaki gunung, melainkan bermain ke pantai, ia tidak sengaja, jatuh ke dalam laut.
Ketika sedang terombang-ambing, minum beberapa teguk air, mata melihat tidak sanggup lagi, tiba-tiba sebuah ombak besar menerjang.
Menerjangnya ke atas pantai, ia terkapar di atas pantai.
Dua orang teman sekolahnya bergegas menolongnya. Untung ia masih bertenaga.
Mereka kehilangan minat bertamasya, lebih dulu mendatangi rumah teman sekolah lain, pakaian dibersihkan, disetrika rapi, agar pulangnya tidak dimarahi oleh nenek. Ketiga teman sekolah telah janjian, sepulangnya sama sekali tidak mengungkit masalah jatuh ke laut, atau lain kali tidak diperbolehkan keluar bermain lagi.
Yan Zhi bingung dan bertanya, “Nenek! Anda tahu dari mana?”
Yan Bing menjawab, “Mahaguru Lu menjelma menjadi ombak besar, menerjang kamu ke atas pantai, Mahaguru Lu telah menolongmu.”
“Bagaimana Mahaguru Lu memberitahumu?” Yan Zhi tetap bingung.
“Memberikan petunjuk padaku dalam mimpi.” Nenek menceritakan sekali kejadian dalam mimpi yang diberikan oleh Mahaguru Lu.
Yan Zhi berkata, “Saya mau bertemu langsung dengan Mahaguru Lu, Beliau telah menolong saya! Saya mau bersarana!”

Tidak ada komentar: