Masuk ke Kerajaan Setan Raksasa

Suatu malam, saya masuk ke kerajaan setan raksasa, ini adalah sebuah kerajaan yang sangat menakutkan, ada setan berkepala besar, setan kotor, setan bermata satu, setan tak bertangan, setan tak berkaki, setan iga. ....

Ada semacam setan yang sangat istimewa, organ dalam tubuh tergantung di luar tubuh, sekujur tubuh dirayapi oleh serangga.

Perilaku setan-setan ini:
Asusila.
Makan darah segar.
Bicara cabul.
Aneh.
Memanjatkan kitab aneh.
Menyembahyangi hantu.
Telanjang.
Saling membunuh, mengunyah tangan dan kaki.

Singkat kata, saya tidak mampu menggambarkan kerajaan setan raksasa, karena kerajaan ini, dunia setan raksasa ini, benar-benar adalah kota dosa, merubuhkan pemikiran saya, sepanjang hidup saya, tidak pernah terpikirkan ada dunia seperti ini. Di dalam pemikiran saya, tidak ada konsep seperti ini.

*

Saya teringat dengan orang-orang punk, pix, pecundang, hippie, preman berkumpul. Seperti sebuah rumah sakit jiwa yang tak bertepi.

Saya menerobos di antaranya.

Para setan melihat kedatangan saya, sekelompok setan menyerbu, saya melarikan diri, mereka mengejar, saya melarikan diri ke setumpuk reruntuhan.

Yang menakutkan adalah:

Saya menemukan Dharmaduta Zhenfo Zong. Di antaranya ada upasaka/sika dan bhiksu/ni.

Oh, Tuhan! Saya terperanjat.

Tak disangka mereka masuk ke kerajaan setan raksasa.

Sebagian sedang makan tanah. (hanya karena menelan mahavihara, vihara, dan cetiya)
Sebagian makan tembaga dan besi. (hanya karena menelan materi insan)
Sebagian minum darah. (keserakahan untuk memberi makan keluarga mereka)
Sebagian makan tulang manusia. (keserakahan akan rupa)
Sebagian berkomat-kamit, berkeliaran tanpa tujuan. (kehilangan sradha)
......
Semua ini melanggar Samaya.

Jijik! Jijik! Amis! Amis!

Orang-orang tersebut, jiwa dan raga mereka bernanah, sekujur tubuh menebarkan bau tidak enak, orang yang sangat menderita tak tertahankan, melihat kedatangan saya.
Ada yang tertawa bodoh.
Ada yang memperlihatkan taring dan memainkan cakar.
Ada yang melarikan diri.
Ada yang menengadah dan menggoyangkan ekor.
Saya melihatnya, tidak habis pikir, sangat tidak berdaya.

*

Saat ini, ada seberkas cahaya datang, muncul Dewa Samaya, dewa memancarkan sinar keemasan, tangan memegang penggaris Sila.

Ia berkata:
Semua benda yang dibuat, berakhir dengan kerusakan; semua kekayaan yang dikumpulkan, berakhir dengan kehabisan; semua pria dan wanita yang berwujud, berakhir dengan perpisahan; kehidupan apapun, akhirnya adalah kematian; semua bhajana-loka, berakhir dengan kehilangan.

Dengan demikian, masihkah serakah?
Dengan demikian, masihkah benci?
Dengan demikian, masihkah bodoh?
Mahaguru Lu! Anda harus beritahu orang-orang ini!

Saya berpikir:
Segala sesuatu di dalam tumimbal lahir, sungguh tidak ada artinya, hanya sumber penderitaan saja.
Saya sendiri juga harus sadar.
Kemudian menyadarkan insan lain.
Karena segala sesuatu di dunia manusia "tidak ada yang didapatkan", kita harus ada niat meninggalkan samsara dan terbebaskan.

*

Siswa mulia yang terkasih!
Saya prihatin dengan orang-orang yang terjatuh ke dalam kerajaan setan raksasa!
Berhati-hatilah! Berhati-hatilah!

Tidak ada komentar: