Atisa Seorang Bhiksu?

Di dalam Inkarnasi Agung Sang Dharmaraja yang saya tulis, sempat mengungkit tentang Y.A. Atisa, membawa serta mitranya "Jinqiaowati" dan ratusan orang lainnya, dari India ke Simhalauipa, kemudian naik kapal ke selatan ke Jambi, Indonesia, dari Serlingpa, Beliau belajar "7 Bodhicitta", dan banyak Sadhana Tantra.

Ada Bhiksu bertanya, "Apakah Jinqiaowati adalah dakini Atisa? Lalu, apakah Atisa adalah bhiksu?"

Saya menjawab, "Atisa adalah bhiksu, lalu, Jinqiaowati memang adalah dakini Atisa."

Bhiksu bertanya, "Bukankah ini kontradiksi?"

Saya menjawab, "Tidak, ini adalah Carya Tantra."

Saya berkata: suatu kali, Atisa melihat Buddha Sakyamuni dan Mahabhiksu yang tak terhingga menerima persembahan, dirinya juga berada di dalamnya, Buddha Sakyamuni bertanya pada Mahabhiksu, "Apa yang masih didambakan Atisa? Mengapa tidak menjadi bhiksu?" Atisa panik.

Lalu: seorang Yogini Jati memberitahu Atisa, "Apa yang sekarang Anda tekuni, tidak dapat mencapai pencerahan, sebaliknya menjadi rintangan. Setelah Anda menjadi bhiksu, baru dapat memberikan kebaikan untuk ajaran suci Sang Buddha."

Lalu: suatu kali, Bodhisattva Maitreya di dalam upacara, terdapat banyak Dharmasana, semua penuh diduduki oleh Mahabhiksu, hanya tinggal satu Dharmasana, Atisa ingin naik Dharmasana agung, Bodhisattva Maitreya menghalanginya, "Ini adalah Dharmasana bhiksu, Anda upasaka tidak boleh naik Dharmasana." Atisa seketika malu sekali.

Sehingga, Atisa baru memutuskan menjadi bhiksu.

Atisa pergi ke Vihara Nalanda bertanya, "Saya harus menjadi bhiksu di bagian mana?"

Lawan bicara balik bertanya, "Apakah Anda meninggalkan Carya Tantra?"

Atisa menjawab, "Tidak."

"Jika tidak dapat meninggalkan Carya Tantra, mesti di dalam bagian Mahāsāṃghika, menjadi bhiksu di aliran Kadampa."

Oleh karena itu, Atisa menjadi bhiksu di tempat Śīlarakṣita, nama Dharma "Dīpaṃkara Śrījñāna".

Karena, Atisa belum meninggalkan "Carya Tantra", oleh karena itu, hanya dapat menjadi Bhiksu di Mahāsāṃghika, itu sebabnya, memiliki "Jinqiaowati" adalah hal yang wajar.

Bhiksu bertanya, "Atisa, konon sikapnya sangat sombong? Ia adalah seorang yang sangat angkuh?"

Saya menjawab, "Benar dan tidak benar."

Saya berkata, "Sejak Atisa kembali dari barat Bengal, merenung sendiri, "adhistana", "transmisi", "kemampuan", "pengetahuan" dari segala Tantra, tidak ada orang yang dapat mengalahkan saya. Saya adalah orang nomor satu di kolong langit!

Dakini muncul, mengeluarkan kitab Tantra yang belum pernah dilihat dan belum pernah didengar. Atisa kaget, malu.

Dakini bertanya, "Apakah Anda adalah Yang Arya Carya Tantra?"

Atisa menjawab, "Ya."

Dakini bertanya, "Tahukah Anda Pelatihan Tetesan Unggul?"

"Belum pernah dengar."

Dakini berkata, "Yang Anda pelajari, hanya sehelai bulu dari Dharma Tantra, kesombongan Anda terlalu besar."

Sejak itu, Atisa, tidak berani sombong lagi!

Tidak ada komentar: